Tangerang – Tim khusus dari Kepolisian Resort (Polres) Kota Tangerang, memburu dua pelaku perampok toko emas di Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Privinsi Banten.
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Sabilul Alif mengatakan, pelaku ketika beraksi melakukan perampokan menggunakan senjata api dan samurai.
“Kami belum dapat memastikan apakah senjata api yang digunakan merupakan senjata api asli atau bukan,”ujar Sabilul.
Sabilul mengatakan, aksi perampokan tersebut terekam kamera CCTV milik toko emas Permata yang terletak di Kampung Cariu, Desa Talagasari, Kecamatan Balaraja.
Dia mengatakan, petugas telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mempelajari rekaman kamera.
Pelaku melakukan aksi perampok saat karyawan toko sedang melayani pelanggan, dan secara tiba-tiba dua orang pelaku pria yang turun mobil langsung masuk ke toko emas.
Namun kedua pria tersebut dalam menjalankan aksinya, menggunakan masker penutup wajah, sehingga tidak ada satupun saksi yang ada di lokasi mengenali wajah pelaku.
Bahkan pelaku juga memakai topi menutup wajah dan menenteng senjata tajam samurai, maka seketika pelanggan dan karyawan toko ketakutan.
Dalam melancarkan aksinya, lanjut Kapolresta, pelaku sangat cepat. “Turyn dari mobil warna putih, kedua pelaku langsung melompat naik ke etalase toko emas dan langsung menggondol tujuh tempat berisi perhiasan emas.
“Menurut saksi warga, setelah menguras dan mengumpulkan emas dalam tas yang sudah disiapkan, pelaku langsung melarikan diri menggunakan kendaraan mobil menuju ke arah Kabupaten Serang,”ujar mantan Kapolres Jember, Jawa Timur itu.
Saat melarikan diri, warga sekitar toko berupaya mengejar dan berteriak sembari melempar mobil yang dikendarai pelaku.
“Ketika melarikan diri, kendaraan yang ditumpangi pelaku mengalami pecah kaca pada bagian belakangnya akibat dilempar warga,” katanya.
Kapolresta Tangerang Kombes Pol Sabilul Alif menjelaskan, pihaknya membentuk tiga tim khusus untuk mengejar ke berbagai daerah.
“Saat ini tim 1 yang saya pimpin langsung, sedang melakukan pengejaran ke daerah yang demi kepentingan penyelidikan, belum dapat kami sampaikan nama daerahnya,” kata Sabilul dalam keterangan tertulis, Minggu (16/6/2019).
“Yang pasti, peristiwa ini menjadi atensi kami karena kasus ini sangat meresahkan dan viral di berbagai platform media,” ujarnya. [red/yusvin]