Tangerang – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Cilegon mengikuti aksi solidaritas pencabutan pagar laut dan menolak keberadaan pagar laut yang di duga menimbulkan keresahan komunitas nelayan di perairan Kabupaten Tangerang, Banten.
Ketua DPC HNSI Kota Cilegon Rufaji Zahuri mengatakan pagar bambu sepanjang kurang lebih dari 30 kilometer ini menghambat akses nelayan tradisional ke wilayah tangkap nelayan, sehingga menimbulkan keresahan dan kerugian ekonomi bagi komunitas nelayan setempat.
“Hari ini bersama DPD HNSI Banten dan DPC HNSI Se Kabupaten Kota se Banten ikut serta mengikuti aksi solidaritas mencabut pagar laut dan menolak keberadaan pagar laut yang dipasang sehingga menimbulkan keresahan dan kerugian ekonomi bagi komunitas nelayan setempat,” ujarnya, Selasa (22/4/2025).
Menurut Rufaji Keberadaan pagar laut mengakibatkan nelayan kesulitan mengakses area tangkap tradisional mereka dan berdampak langsung pada penghasilan dan kesejahteraan mereka.
“Pemasangan pagar ini menimbulkan konflik antara kepentingan ekonomi dan kelestarian lingkungan, serta memicu polemik mengenai pengelolaan ruang laut yang adil dan berkelanjutan,” ujarnya.
Rufaji mendorong pentingnya penegakan hukum terhadap pelaku pemasangan pagar laut diduga ilegal dan mendorong pemerintah untuk melibatkan nelayan dalam perencanaan dan pengelolaan ruang laut.
Selain itu, kami juga mendorong penggunaan teknologi alternatif yang ramah lingkungan dan tidak membebani nelayan demi kepentingan-kepentingan korporasi.
“Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan konflik serupa dapat dihindari di masa depan, dan keberlanjutan ekosistem laut serta kesejahteraan nelayan dapat terjaga di negara ini,” tutup Rufaji. [red/red]
