BarometerNews – Krakatau Steel berhasil melakukan restrukturisasi dan transformasi yang berdampak pada efisiensi serta peningkatan produktivitas, tak tanggung-tanggung hal itu berefek pada laba bersih mencapai Rp 326 miliar dengan capaian laba operasi mencapai Rp 2,4 triliun sepanjang 2020.
Kabar itu mengejutkan seluruh pihak termasuk pemerintah, pasalnya Perusahaan baja plat merah itu sejak tahun 2012 atau selama 8 tahun mengalami kerugian, lebih fantastis lagi pencapaian ini terjadi saat dunia masih menghadapi pandemi Covid-19 yang mengguncang sektor ekonomi dunia.
Bahkan secara terang-terangan Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kepada manajemen Krakatau Steel yang berhasil melakukan turn around perusahaan dimana sebelumnya 8 tahun berturut-turut mengalami kerugian.
Merujuk makna orang tua, ‘Dipuji tidak terbang di caci tidak tumbang’ nampaknya manajemen Krakatau Steel dibawah gebrakan Direktur Utama Silmy Karim tak henti-hentinya melakukan terobosan-trobosan revolusioner, terobosan Silmy Karim melalui restrukturisasi dan transformasi ditubuh Krakatau Steel telah mencatatkan keberhasilan di tahun 2020, walaupun demikian terlihat tidak terbang walaupun dipuji.
Kegemilangan Krakatau Steel tak henti pada tahun 2020 saja, tercatat sepanjang tahun 2021 Krakatau Steel kembali mengantongi laba bersih sebesar Rp891,6 miliar. Capaian tersebut meningkat 174% yoy daripada tahun 2020.
Pencapaian dan kerja keras manajemen Krakatau Steel terbayar dengan mendapatkan penghargaan Anugrah BUMN tahun 2022 sebagai perusahaan BUMN terbaik II kategori Strategi Tumbuh dan Bertahan, terbaik II kategori Transformasi Organisasi.
Sedangkan Silmy Karim meraih penghargaan The Best CEO in Change Leadership sebagai pimpinan perusahaan BUMN yang berhasil melakukan perubahan besar dalam membenahi perusahaan.
Di tahun 2022 Krakatau Steel tak henti mencatatkan kegemilangan, Per April 2022 laba bersih Rp 508,74 sudah di kantongi Krakatau Steel. Capaian itu melonjak 271,69 persen dibandingkan laba bersih periode yang sama di tahun 2021.
Serangkaian keberhasilan yang impresif tersebut mencatatkan Krakatau Steel hattrick laba yang berhasil bangun dan bangkit dari tidur panjangnya dan melihat cahaya terang untuk melangkah lebih progresif.
Keberhasilan yang impresif itu hendaknya tidak membuat manajamen Krakatau Steel lengah di tengah masifnya impor baja, lihat saja volume impor baja sepanjang 2021 mengalami kenaikan. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) kenaikan impor baja sebesar 23% yang semula 3,9 juta ton pada 2020 menjadi 4,8 juta ton di 2021. Salah satu penyebab impor baja itu ditengarai dihapuskannya rekomendasi teknis dari Kementerian Perindustrian alhasil menyebabkan impor tak bisa lagi dikontrol.
Kendati gemparan baja impor tak mengganggu Krakatau Steel karena mampu berkompetisi, akan tetapi peran pemerintah sebagai regulator sangat penting untuk memportal dan dan melindungi industri baja nasional. Sebab dampak impor baja tersebut akan merugikan konsumen dalam negri bila tidak sesuai standarisasi.
Pemerintah harus menelaah mengenai importasi sehingga tidak curang dan akan rawan dengan praktik perburuan rente yang berkelindan menyebabkan praktik kejahatan ekonomi, jangan sampai kewenangan negara sebagai regulator dikangkangi, Oleh karenanya, pemerintah bisa segera mengambil langkah untuk menyelamatkan industri baja nasional dari kepungan permainan praktik-praktik perburuan rente.
Negara tidak boleh kalah dengan mafia impor yang tak nasionalis sebab mengambil untung sendiri namun merugikan ekonomi bangsa, pemerintah harus menyusun neraca komoditas baja nasional untuk melihat jenis baja apa yang sudah bisa diproduksi di dalam negeri mana dan yang belum bisa diproduksi sehingga impor terkendali, untuk itu kemandirian industri baja nasional sebagai industri hulu pembangunan nasional harus mendapatkan perhatian lebih.
Kabar baiknya, baru-baru ini Krakatau Steel dan Posco telah melakukan MoU menambah investasi senilai US$ 3,5 miliar atau Rp 52,57 triliun dan akan dimulai pada 2023. Dana segar tersebut akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi, produksi baja khusus kendaraan listrik, dan baja untuk proyek Ibu Kota Negara atau disebut IKN Nusantara.
Tangguhnya Krakatau Steel 3 tahun terakhir ini akan menjadi kebanggan tersendiri untuk masyarakat Cilegon, pengaruh besar Krakatau Steel dalam pembangunan Kota Cilegon nampak dirasakan dari segala lini sektor. Oleh karenanya Kontribusi Krakatau Steel kepada Kota Cilegon tidak bisa di absen satu persatu.
Kontribusi Nyata Krakatau Steel Pada Masyarakat Lingkungan

Selain menopang disektor pembangunan nasional, Krakatau Steel yang berdiri di Kota Cilegon komitmen mendorong perekonomian masyarakat lingkungan Industri, nyatanya banyak masyarakat Cilegon yang sukses dari Krakatau Steel, mulai dari pengusaha lokal sukses hingga pembinaan melalui UMKM yang sukses merupakan hasil pengaruh keberadaan Krakatau Steel.
Produsen baja plat merah yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1960 itu dibangun untuk mendukung perkembangan industri nasional yang mandiri, bernilai tambah tinggi, berpengaruh bagi pembangunan ekonomi nasional, dan tentu tidak berlebihan kiranya juga sebagai kado istimewa untuk masyarakat Cilegon dan Banten pada umumnya.
Pengaruh serta kontribusi Krakatau Steel untuk masyarakat Cilegon, Banten hingga masyarakat Indonesia banyak dirasakan manfaatnya hingga saat ini.
Seperti yang dirasakan Bakhrul Muhit (50) seorang pria peternak bebek beromset 1,2 Milyar per tahun yang sukses melalui Program Kemitraan Binaan Lingkungan (PKBL) Krakatau Steel.
Setelah mengikuti Program Perintisan Usaha Kecil, pada 1997 Muhit memulai usahanya di Linkungan Martapura RT 01 RW 03, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Banten sebagai pembudi daya bebek. Lingkup usahanya adalah ternak hingga produksi telur asin. Semuanya dilakukan dengan tidak mudah ia juga mengaku mengalami jatuh-bangun.
Usaha kerasnya sedikit demi sedikit membuahkan hasil, menurut Muhit dirinya telah berada pada fase pengembangan usaha. Dengan tetap menjalin hubungan kemitraan, ia mengaku pada akhir tahun 2018 kembali mengajukan pinjaman ke Divisi Community Development PT Krakatau Steel.
“Kini saya berstatus sebagai mitra unggulan. Daging bebek hasil ternak saya yakni bebek packing, banyak diserap oleh berbagai hotel dan restoran. Lalu telur bebek mentahnya banyak diserap pasar, di antaranya oleh para penjual martabak se Cilegon. Kemudian satu lagi produknya adalah telur asin yang kualitasnya tidak kalah oleh Brebes,” ungkapnya seperti dikutip dari BarometerNews, Sabtu (24/8/2019).
Muhit merupakan salah satu contoh masyarakat Cilegon yang menerima manfaat dari keberadaan Krakatau Steel, melalui perhatian yang besar kepada warga lingkungan tak ayal Krakatau Steel banyak membidani Muhit-Muhit lainnya dalam meningkatkan taraf ekonomi dan menjadi percontohan oleh Industri-industri lain dalam melaksanakan program Corporate Social Responnbility (CSR) kepada warga lingkungan.
Sebagai perusahaan baja yang berkonstribusi besar dalam pembangunan Banten mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pembangunan sumber daya masyarakatnya, Krakatau Steel yang beroperasi sejak tahun 1970 sudah memiliki perhatian yang besar terhadap masyarakat Cilegon, bahkan pada saat Krakatau Steel sedang mengalami masalah finansial, Krakatau Steel masih berkomitmen untuk melaksanakan program CSR sebagai bentuk perhatian dalam meningkatkan kesejahteraan serta berdampak positif bagi lingkungan.
Disisi lain, perkembangan industri baja di Kota Cilegon sangat mempengaruhi sektor industri lainnya, disaat yang sama mata pencaharian masyarakat Cilegon juga mulai berkembang terutama banyak penduduk yang menggantungkan mata pencaharian menjadi karyawan hingga buruh industri, alhasil selain dijuluki Kota baja, Cilegon juga dijuluki Kota Industri.
Energi positif Krakatau Steel selama 52 tahun terhadap masyarakat Cilegon, Banten dan Indonesia bukan hanya menjadi dongeng semata, Krakatau Steel yang kompetitif tidak gentar akan gempuran baja impor, Krakatau Steel untung tercarat hattrick dan meningkatkan nilai tambah, dan Krakatau Steel terpercaya terbukti kokoh dan tangguh untuk berperan positif dalam membangun masyarakat.
Penulis : Syaihul Ihsan, BarometerNews