Cilegon – Kelompok paguyuban pengusaha tahu tempe Sambilawang Kota Cilegon mengundang Dinas Koperasi dan UMKM Kota Cilegon untuk memberikan penyuluhan tentang teknis dan tatacara pembentukan Koperasi, di jl. Kedelai lingkungan Sambilawang, Rt.01/03 Kelurahan Cibeber, Kecamatan Cibeber Kota Cilegon, Senin, (24/12/2019).
Diketahui dilingkungan tersebut menjadi sentra produksi tahu tempe terbesar di kota Cilegon, dengan kebutuhan bahan baku kedelai 15 sampai 20 ton per hari, dengan jangkauan pasar, Cilegon, Serang, Anyer, Mancak dan Bojonegara.
Kepala paguyuban pengusaha tahu tempe Sambilawang, Suroso mengatakan, dalam memproduksi tempe masih menggunakan alat-alat manual sehingga hasil produksi tidak maksimal.
“Sudah 19 tahun kami jadi pengusaha tempe, dengan alat produksi manual, berharap pemerintah dan swasta bisa memberikan bantuan alat produksi modern, untuk meningkatkan kapasitas produksi, karena permintaan tempe ini cukup tinggi,” harapnya.
Selain alat produksi yang masih manual, kendala lain pengusaha tempe adalah pada harga rantai pasok bahan baku kedelai yang fluktuatif, sementara menurutnya harga jual jual tempe tidak bisa naik, karna jika dinaikan jadi tidak laku.
“Paguyuban kami beranggotakan saat ini 108 anggota, berharap masalah bahan baku kedelai bisa dibantu oleh pemerintah, lewat subsidi agar harganya tidak fluktuatif, dan usaha kami bisa berkembang, dan menjadi solusi alternatif mengatasi pengangguran di kota cilegon” Jelas Suroso.
Sementara itu Kepala bidang penyuluhan koperasi Dinas Koperasi dan UMKM Kota Cilegon, Sarim mengatakan, paguyuban tahu tempe ini membuat permohonan kepada kami untuk pembentukan koperasi, dengan harapan agar anggota nya menjadi lebih maju, dan ini akan terus kami dampingi.
“Tugas dinas koperasi ini ada dua yaitu pembinaan dan pengawasan, kita punya beban moral untuk selalu membina terus sampai berhasil dan akan kita awasi,” pungkasnya. [red/Fj]