Cilegon – Nenek Kemijah (90) seorang janda hidup berdua bersama anaknya Hafiah (60) yang juga Janda, Warga Linkungan Kagungan RT 01/06 Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol Kota Cilegon hidup dari belaskasihan tetangga.
Dibalik metropolitan dan megahnya Kota Cilegon yang disebut Kota Baja ataupun Kota Industri, Lebaran Nenek Kemijah dan anaknya tanpa ketupat, apalagi opor. Beraspun tak punya, bantuan sosial Covid-19 dari pemerintahpun entah tak sampai.
Selama puluhan tahun hidup berdua bersama anaknya rumahnya belum dipasang aliran listrik, selama ini listrik yang ia gunakan disalur dari tetangga.
Kemijah (90) mengatakan, dirinya Dulu sekitar 2015 dapat bantuan dia gatau bantuan apa yang penting katanya dari Pemerintah namun sampai sekarang dia Tidak dapet bantuan lagi.
“Rumahnya belum ada listrik sejak dibangun ini juga nyalur dari tetangga. makan juga seadanya sama garam dan sisiran bawang juga cukup,” katanya, kepada awak media BarometerNews Rabu (27/5/2020).
Nenek yang pernah hidup dijaman Nipon (Jepang) tersebut menceritakan, dahulu waktu muda dia ngembala kambing, dan Dia juga menceritakan saat peperangan terjadi dia sempat mengamankan diri.
“Dulu mah teng (dek) nenek ngumpet di lubang rumah di bawah tanah saat ada tembakan, presiden Soekarno juga ada saat itu kesini (Merak) tapi nenek mah takut liatnya takut perang, orang-orang mah iya pada liat,” jelasnya.

Sehari-hari Nenek Kemijah mengaku hidup dari belas kasihan tetangga, baik makan minum, pasalnya nenek tersebut tidak punya anak laki-laki ada juga anak perempuan satu juga senasib dengannya.
“Nenek mah sedikasihnya yang penting ada bantuan buat hidup,” pintanya.
Sementara Hafiah (60) anaknya mengaku hanya menunggu uluran tangan dari tetangga atau saudara. Pada saat lebaran kemarin, Dia mengaku bisa makan kupat atau opor dari tetangga, dan gak pake baju baru.
“Baju baru tak tak pernah saya impikan. Kalau makan senemunya aja, ada yang ngasih aja dari tetangga,” Imbuhnya.
Dia juga menceritakan keterbatasan Ekonomi yang di alaminya karena sudah tua tidak kuat untuk bekerja, paling Ibu (nenek Kemijah) ngurut bayi anak-anak tetangga, dan Dirinya hanya serabutan di sawah.
“Saya berharap ada perhatian dari pihak manapun,” pungkasnya. [Red/Ihsan]