Cilegon – Dalam upaya menentukan kriteria pemimpin Cilegon masa depan Forum Menatap Cilegon 2020-2025 menggelar pertemuan dengan puluhan lembaga masyarakat di Kota Cilegon, Minggu (28/7/2019).
Tokoh Masyarakat Cilegon H. Nawawi Shaim menjelaskan gagasan pertemuan ini lahir karena kebersamaan, menurutnya sebagai warga Cilegon kita mengamati apa yang sudah dicapai dan mana yang belum. Sehingga kedepan pemimpin Cilegon mengetahui apa yang dipimpinnya dan apa yang menjadi kewajibannya.
“Masyarakat Cilegon ini dari kultur budaya nya di sebut Kota Santri, Kota Industri, hal ini harus nyata bukan hanya slogan saja. Ada sekokah-sekolah agama yang harus diperhatikan, baik dari sarana prasananya harus ditingkatkan dan Cilegon juga sebagai Kota Industri tentunya pimpinan daerah kedepannya harus memikirkan nasib warganya yang ada dilingkungan industri,” jelasnya.
Dirinya berharap Warga yang berada di lingkungan industri harus berpartisipasi aktif didalamnya, bukan hanya penonton saja. Dia menekankan bahwa Pemimpin kedepannya harus mengeluarkan regulasi-regulasi yang mengatur tentang pengusaha lokal dan pekerja lokal, sehingga pengangguran bisa teratasi secara sistematis.
“Pemimpin kota Cilegon kedepan tidak harus warga asli Cilegon karena kita juga sudah dicontohkan oleh Rasulullah, Rasulullah saja yang membangun madinah itu bukan orang Madinah tapi orang Makah. Pada intinya yang terpenting kepemimpinan nanti keberpihakan kepada daerah dan kepada warga lokal,” Ujarnya.
Selanjutnya Tokoh Masyarakat Cilegon lainnya yang turut hadir, Husan Saidan menuturkan pada Forum tersebut dirinya mengaku hanya membantu rekan-rekan saja, karena menurutnya sebagai orang Cilegon berkewajiban untuk membantu gagasan yang sangat baik tersebut.
“Kami melihat adanya krisis kepercayaan dari masyarakat kepada pemerintah, krisis kepercayaan ini ternyata banyak hal, yang pertama adanya kurang komunikasi pemerintah kepada masyarakat, kurangnya komunikasi antara pemerintah dan industri dan pihak-pihak yang lain pun krisis komunikasi,” tuturnya.
Husen Saidan menambahkan, sekarang ini terjadi ada konflik-konflik antar pengusaha, ini wajib pemimpin Cilegon ini untuk menyatukan. Pihaknya juga mendorong pemerintah untuk mengeluarkan regulasi yang betul-betul membela masyarakat, kita butuh pemimpin yang memikirkan masyarakat, turun kemasyarakatan dan betul-betul peduli kepada masyarakat dari segala persoalan baik dari persoalan pengangguran dan kemiskinan.
“Kalau pengusaha, pemuda dan ulamanya mengalami perpecahan ini akan menjadi masalah bagi Cilegon, jadi bagaimana sekarang kita harus menyatu terlebih dahulu baru kita berpikir dan bisa membangun kita Cilegon,” tandasnya.
Dia berharap untuk kedepan adanya satu forum yang membuat satu komunikasi untuk mempersatukan semua jajaran masyarakat.
“Baik dari kalangan ulama, umaro, pengusaha, jurnalis, OKP dan LSM bersama sama membesarkan Cilegon sehingga Cilegon maju,” harapnya. [red/Fegi]