Cilegon – Menyambut Hari Ulang Tahun Indonesia (HUT RI) ke-75, Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) menggelar dialog Kemerdekaan bertemakan 75 tahun Indonesia merdeka, Cilegon masih dijajah polusi udara.
Ketua Pelaksan Miftahul Fakmi mengatakan dalam dialog yang dikemas hangat, para pembicara begitu bersemangat menyampaikan harapan untuk kota ini.
“Pembicara mengajak seluruh para mahasiswa dan anak muda untuk terlibat dan berkontribusi dalam kemajuan kota Cilegon dan terlibat aktif mengawal dan menjaga lingkungan di kota yang katanya kota industri ini,” ujarnya, Minggu (23/8/2020) sore.
Ditempat yang sama ketua Umum IMC Rizki Putra Sandika mengaku siap untuk bisa dan mengajak seluruh elemen pemuda dan masyarakat agar bisa bersama-sama mengawal dan melakukan hal yang terbaik.
“Kami merasa bangga bisa mendengar secara langsung semangat membangun kota ini dari para tokoh berpengaruh. Sebagai agent of control dan sosial society, kami terpanggil untuk bisa mengawal proses pembangunan yang tidak menyampingkan dampak lingkungan di kota ini,” ucapnya.
Spesial untuk hari kemerdekaan tahun ini, kata Rizki memberikan teguran karena saat ini perusahaan-perusahaan telah banyak mencemari lingkungan kota ini, kita selaku warga kota ini sangat rentan apabila perusahaan yang mencemari lingkungan di biarkan.
“Karena bakalan banyak yang terkena infeksi paru-paru, polusi udara, iritasi kulit dan kispa. Apakah layak perusahaan ini terus-terusan di biarkan, sangat tidak layak untuk terus di biarkan,” katanya.
Ditambah lagi saat ini, imbuh Rizki sedang dilakukan pembangunan PLTU 9 dan 10 Suryalaya yang sangat berdampak buruk bagi manusia dan lingkungan belum lagi Indonesia Power soal kasus radioaktif tenaga nuklir tak berizin yang sedang diproses dan ditindak Polri,
“Akut memang persoalan perizinan dan dampak industri di Cilegon ini, yah didaerah Ciwandan pun akan dilakukan pembangunan Chandra Asri Perkasa Dua,” pungkas Rizki.
“kami ingin industrialisasi dicilegon tidak mengesampingkan asas kemanusiaan, lingkungan dan sumber daya alam,” imbuhnya. [red]