Cilegon – Kelompok organisasi nasional kemahasiswaan meminta Walikota dan Wakil Walikota Cilegon Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta yang resmi dilantik di Pendopo Gubernur Provinsi Banten, untuk bekerja sesuai kepentingan masyarakat Cilegon. Jum’at (26/2/2021).
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cilegon, Rikil Amri mengucapkan selamat dan berharap dalam momentum pelantikan Walikota-Wakil Walikota Cilegon baru yang mengusung perubahan itu bisa menjalankan amanah dalam tugas dan tanggung jawabnya.
“Semoga janji-janji politiknya selama berkampanye segera terealisasi. Dengan visinya yang bertemakan Mewujudkan Cilegon Baru, Modern dan Bermartabat dan Janji KCS nya untuk lebih mudah memperoleh lapangan pekerjaan, beasiswa full sarjana, bantuan kesehatan dan modal usaha UMKM, segera terwujud, bukan sekedar janji manis,” ucapnya.
Dia juga mengatakan perlu adanya sinergitas dari berbagai elemen untuk membenahi Kota Cilegon, termasuk mahasiswa yang akan ikut andil di dalamnya.
“Membenahi kota baja ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Maka mahasiswa harus ikut serta mengawal berjalannya roda pembangunan di bawah kepemimpinan Helldy-Sanuji,” tegasnya.
Tidak hanya itu, Rikil bahkan menekankan Helldy-Sanuji untuk berani membuat gebrakan dwngan menutup Tempat Hiburan Malam (THM) secara permanen terlebih diduga banyak THM yang ilegal dan tak berizin, untuk mengembalikan marwah Kota Cilegon yang juga dikenal dengan julukan Kota Santri.
Selain berharap menepati janji-janji politiknya, HMI Cilegon berharap dalam kepemimpinan Helldy-Sanjuji, Cilegon lebih progresif membangun, mengatasi kesenjangan sosial, meminimalisir praktik KKN dalam percepatan pembangunan.
“Helldy-Sanuji harus mampu mengurangi angka pengangguran mengentaskan kemiskinan dan mampu mengatasi masalah banjir di Cilegon yang tak kunjung usai dan yang utama tepati janji,” tukasnya.
Sementara Dilokasi yang berbeda, Ketua Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Kota Cilegon, Syaihul Ihsan mengatakan banyak PR di kota Cilegon yang harus di urai, hal klasik saja yang harus dituntaskan, Cilegon ini ada ratusan Industri padat modal dengan pengangguran nya yang cukup tinggi, melihat tahun 2019 tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Cilegon sebsear 9,64% dan di tahun 2020 meningkat menjadi 12,69%.
“Pengangguran menjadi permasalahan fundamental, Walikota punya kebijakan strategis, dan walikota harus berpihak kepada rakyat, kita menekankan untuk mengurai pengangguran ini pimpinan daerah jangan main mata dengan para Investor apalagi konsensus-konsensus kepentingan sehingga rakyat menjadi korban, benahi SDM Cilegon sehingga mampu bersaing sehingga cacahan nya jelas dalam mengurai pengangguran,” katanya.
Kemudian, kata Dia Budaya agararis Cilegon ini hampir punah walaupun katanya negeri ini gemah ripah loh jinawi, ada pergeseran penggunaan lahan pertanian. Hal ini telihat dari data ATR/BPN pada tahun 2018 yang mencatat sebanyak 1.715,15 hektare, dan ditahun 2019 menjadi 1.626,92 hektare, artinya ada alih fungsi lahan seluas 88,23 hektare hanya dengan kurun waktu setahun.
“Padahal dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Banten Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PL2B) pasal 11 ayat (2) huruf (f), luas lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kota Cilegon ditetapkan paling kurang 1.736 hektar. Artinya kota Cilegon sudah meningkari kesepakatan dalam perda tersebut,” kata Syaihul.
Hal yang paling dirugikan dalam megahnya Kota Cilegon, jelas Syaihul adalah Petani, Nelayan dan buruh, bayangkan nelayan pangkalannya hilang terhalang tembok Industri, dan anak usia produktif melihat data BPS tidak ada berprofesi Nelayan dan Petani bagaimana ketahanan pangan Cilegon untuk 10 sampai 20 tahun lagi.
“Walikota harus tau di Cilegon ini pemuda-pemuda dikampung kerja jika ada Overhaul pabrik paling kerja selama dua Minggu atau Sebulan terus udah, itu juga dibagi kesempatan bekerjanya, tidak semuanya masuk kerja karena keterbatasan permintaan pabrik, bayangkan apakah potret kota Industri akan terus seperti ini, tolong rakyat ini dibekali keterampilan, di kunjungi masyarakatnya dibuka jalur peluangnya, pengusaha lokal nya juga dibina sehingga bisa menyerap tenaga kerja dari tetangganya, intinya diurus lah Kedepan masyarakat nya,” tegasnya. [Red]