Pandeglang – Team Dosen dan Mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) Tangerang Selatan, menggelar pelatihan di kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilaksanakan di Kantor Desa Wisata Sukarame Banten.
Pengabdian kepada masyarakat ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang meliputi berbagai bidang kehidupan, seperti contohnya pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sebagainya.
Ketua pelaksana kegiatan, Denok mengatakan Daya tarik wisata alam di Desa Wisata Sukarame diselaraskan dengan pelestarian budaya dan kearifan lokal masyarakat dengan berbagai macam kegiatan wisata budaya.
“Seperti pertunjukan kesenian Tarian Dzikir Saman, Tarian Ahlan Wa Sahlan, Kendang Pencak, Rampak Bedug, serta berbagai macam perayaan kebudayaan seperti Ngoclok (red-mancing gurita) juga Festival Perahu Ruat,” ujarnya melalui rilis tertulis, Selasa (29/3/2022).
Denok juga berharap dengan adanya kegiatan ini Desa Wisata Sukarame dapat terus berkembang sehingga dapat meningkatkan perekonomian lokal dan terus menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.
Menurut Denok Pemasaran digital akan memberikan kesempatan untuk mengenalkan potensi Desa Wisata Sukarame agar ke depan menjadi destinasi wisata yang berkelas dunia, berdaya saing dan berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat untuk Indonesia bangkit.
“Dengan berdasarkan pada permasalahan yang sering dihadapi oleh UMKM yang bertahan di tengah pandemi Covid 19, kami berupaya mencari solusi agar Desa Wisata Sukarame ini dapat bertahan ditengah lesunya sektor pariwisata saat ini,” tutup Denok.
Hal lain disampaikan Pemateri pelatihan Hartono, Dia menyebut keberhasilan UMKM sektor pariwisata dapat bertahan di tengah pandemic Covid-19 dengan lebih gencar memasarkan produk secara digital, Hal itu sejalan dengan ungkapan Hastono yang menjadi pemateri pertama kegiatan ini,
“Dunia digital yang saat ini berkembang sangat pesat adalah kunci dalam permasalahan yang tengah dihadapi UMKM dalam menjual produk yang telah dibuat,” ujar Hastono yang membawakan materi mengenai Digitalpreneur sebagai pemantik semangat para pengerajin batik Pandeglan yang belum semuanya merambah pemasaran digital.
Materi mengenai Digitalpreneur yang diberikan di hari pertaama kegiatan tersebut seakan memberikan semangat, bahwa menjadi seorang pengerajin batik, harus memiliki berbagai macam cara agar produknya tetap laku sekalipun di tengah pandemi.
“Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk Desa Wisata Sukarame yang harus mengembangkan inovasinya dalam lini pemasarannya agar tetap bisa menjual produk-produknya yang berkualitas,” tukas Hartono.
Selanjutnya, Kharisma yang memberikan materi Strategi Memasarkan Batik Pandeglang diberikan sebagai tindak lanjut dari materi sebelumnya.
“Sebagai pengerajin Batik, setidaknya perlu memahami produknya dengan baik, karena informasi-informasi itu dibutuhkan dalam menyusun strategi penjualan,” ujar Kharisma,
Menurut, Kharisma Batik Pandeglang memiliki keunikan dari corak dan warnanya yang berbeda dari daerah lain,
“Masing-masing Batik memiliki “cerita” yang jika disampaikan dengan baik, bisa menambah nilai jual produk saat ditawarkan,” ujarnya.
Sebagai bahan informasi, dihari ketiga rombongan PKM diajak berkeliling untuk melihat keadaan Desa Wisata Sukarame. Memang diperlukan terobosan baru dalam pemasaran digital yang saat ini sudah ada agar mendongkrak penjualan dan menciptakan trend kain batik meski ditengah pandemic Covid-19.
Sehingga melalui kegiatan penyuluhan ini ada penambahan wawasan dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku. Saat ini menjalankan usaha adalah hal yang sangat menantang, karena berinovasi tidak hanya dalam berkarya saja tetapi juga berinovasi dalam memasarkan produk jadi agar tetap diminati oleh pembeli. Harapan segala wawasan dan pengetahuan dalam penyuluhan ini mampu diterapkan para Pengerajin batik di Desa Wisata Sukarame agar mampu bersaing dan bertahan di kondisi saat ini. [red/san]